Langsung ke konten utama

Hayati Lelah, Bang!

[Pikiran Rakyat, 10 April 2016]

Hasil gambar untuk hayati tenggelamnya kapal van der wijck
Seorang bijak pernah mengatakan, “satu hal yang mutlak berubah di bumi ini adalah perubahan itu sendiri”. Tak ketinggalan, perubahan ke arah yang lebih dinamis dibumbui fenomena roman terjadi pada publik kekinian -mayoritas netizen. Perubahan itu dapat dicurigai merupakan pengaruh dari sikap pribadi yang kemudian menular pada sikap kolektif. Misalnya saja satu orang yang sedang dirundung gelisah, saat ia bercerita kepada satu orang lainnya dan lebih banyak orang, maka bisa jadi kegelisahan itu dikuatkan oleh orang di sekelilingnya yang juga merasakan.

Perasaan kemudian diimbangin oleh pikiran. Rasa dan pikir, hakikat dasar sumber munculnya tanggapan dari manusia. Tanggapan yang merupakan kesan yang dialami jika perangsang sudah tidak ada. Tanggapan juga berarti bayangan atau kesan yang tertinggal di dalam diri seseorang setelah kita melakukan pengamatan terhadap suatu objek (Emzir dan Saifur: 2015: 166). Adapun tanggapan memiliki dua fungsi: pertama bersifat primer, di mana tanggapan itu disadari dan langsung berpengaruh pada kehidupan kejiwaan; kedua bersifat sekunder, di mana tanggapan sudah tidak disadari dan ada di dalam bawah sadar itu masih terus berpengaruh terhadap kehidupan kejiwaan manusia.  

Fantasi hingga Muasal
Fantasi, adalah kemampuan jiwa untuk menggunakan tanggapan-tanggapan yang sudah ada (dimiliki) untuk menciptakan tanggapan-tanggapan baru. Fantasi juga dapat diartikan sebagai kemampuan subjek untuk berorientasi pada dunia imajiner. Fantasi dibagi menjadi dua, yaitu fantasi yang tidak disadari dan fantasi yang disadari. Fantasi yang tidak disadari terjadi bila subjek melampaui dunia riil dan masuk ke dunia imajiner dengan tidak sengaja, misalnya melamun, sedangkan fantasi yang disadari terjadi bila ada usaha dari subjek untuk masuk ke dunia imajiner.

Kartono (1996: 68) memaparkan sintesis, betapa “fantasi” itu memberikan arti yang besar sekali kepada kehidupan manusia. Oleh sifatnya yang hidup, dinamis dan kaya, maka fantasi sering memengaruhi mimpi kita, harapan-harapan dan sentimen, kecemasan dan ketakutan kita. Kata “hayati” sendiri mengalami pergeseran makna. Tinjauan ini nampaknya seirama juga dengan teori puisi Riffattere tentang puisi sebagai ekspresi tidak langsung, yakni adanya penggantian arti (displacing of meaning), penyimpangan arti (distorting of meaning), penciptaan arti (creating of meaning).  

Dari pendapat tersebut dapat dihubungkan dengan melihat cara manusia berfantasi. Namun, dari fantasi yang semakin semarak tersebut, apakah juga diiringi dengan pengetahuan dan pengalaman si pengguna bahasa, terkait muasal penciptaan arti baru dari ‘Hayati’ yang melulu digunakan sebagai representasi perasaan bercorak minor, sendu, liris yang tengah atau sudah dialami? Dari mana ‘Hayati’ lahir?

Lapis Makna-Rasa 
Lebih lanjut, dari adanya lapis makna baru dari lema bahasa yang sebenarnya tidak baru, seperti halnya ‘Hayati’ atau lema-lema lainnya yang telah dibakukan dalam kamus, telah terjadi transformasi antarteks. Transformasi teks lain (teks sebelumnya) yang merupakan hipogram, yaitu teks yang menjadi latar belakang penciptaannya. Maka, seperti yang diujarkan Julia Kristeva, dunia yang luas ini sebenarnya adalah teks.  

Jadi, teks bukan saja tulisan, bahasa atau cerita lisan. Masyarakat, adat, aturan-aturan, adalah teks. Begitu pula benda-benda alam seperti batu, air, pohon, semua adalah teks. Pun perasaan dan intuisi, serta logika adalah teks. ‘Hayati’ yang secara leksikal memiliki arti [a] mengenai hidup; berhubungan dengan hidup. “Menghayati” [v] berarti mengalami dan merasakan sesuatu (dalam batin). Itu menjadi hipogram yang melahirkan makna baru. Makna manis nan liris yang membumi tersebut dimunculkan oleh Hamka lewat novelnya Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, yang semakin dikenal setelah berhasil diangkat ke layar lebar.

Bagaimana sebuah arti yang bukan berasal dari nama diri kemudian disulap melekat pada diri seorang perempuan yang berpenokohan lembut, pengasih, penyayang, penurut, dan paling penting ialah seorang perempuan yang tabah. Kisah tragis percintaannya dengan Abang yang merupakan seorang yang difitnah dan diusir sehingga ia terpisah dengan Hayati. Singkat cerita, abang menjelma penulis tersohor hingga bergelimang harta. Sampai akhirnya, ia dipertemukan kembali dengan Hayati di sebuah acara miliknya. Tetapi saat memutuskan menjadi penulis, ia menggunakan inisial “Z” yang tidak Hayati sadari sebelumya bahwa dialah Abang Zainuddin, yang selama ini terpisah olehnya, cinta sejatinya.

Kemudian publik luas memainkannya, yang juga semakin kuat dipengaruhi riuhnya fenomena lain dari dunia maya. Lebih khusus tragedi-tragedi seksis di dunia percintaan. Tak pernah berkurang dan tak ketinggalan, pergolakan hati muda-mudi yang kian populer itu tercermin di linimasa milik pribadi pemimpin daerah idola banyak rakyat, walikota Bandung, Ridwan Kamil (RK). Rakyat terutama muda-mudi produktif, begitu beliau sering memotivasi, selain dapat memperoleh inspirasi dari apa yang walikota lakukan untuk kebahagiaan rakyatnya, bonus lainnya yang sebernarnya menyakitkan adalah adanya ‘tekanan batin’ bagi orang yang belum memiliki atau ditinggalkan pasangannya, lagi-lagi itulah yang kerap ditulis oleh sang walikota. Tapi di luar itu, tujuan wali kota tentulah selalu positif, selain memang menghibur, beliau senantiasa mendorong muda-mudi agar tidak terjerumus pada pergaulan yang rusak. “Segeralah menikah agar benar-benar Hayati memiliki abang seutuhnya”, barangkali ini senada dengan yang sering diujarkan RK.

Faktor eksternal lainnya yang juga menguatkan perluasan makna bahasa baru yakni seperti yang dipaparkan di atas. Faktor tersebut dimulai dari saling bercerita dengan kawan, saling melibatkan pengamatan-ingatan hingga tanggapan yang berujung pada pemunculan fantasi baik disadari atau pun tidak.

Hal yang disayangkan –di samping adanya variasi bahasa yang selalu berkembang di bumi ini-, adalah kenyataan bahwa para pengguna bahasa mayoritas kurang inisiatif untuk menggali sejarah kelahiran bahasa tersebut, bahasa yang (mungkin) sangat mereka gemari. Betapa penting mengetahui muasal, agar kecintaan pada bahasa sama besarnya dengan kecintaan pada sesama. Hayati tidak tiba-tiba mengada, bang, kenalilah Hayati yang ada dalam diri abang, seutuhnya.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kontemplasi, Kepedulian, dan Kemapanan dalam Syair Tanah Lahir

Tulisan ini membahas buku puisi Syair Tanah Lahir karya Rudy Ramdani Perenungan, kepedulian, dan kemapanan.  Tiga hal yang menurut saya berkesinambungan. Akibat perenungan (kontemplasi) kita akhirnya dapat menghasilkan suatu sikap, dalam hal ini kepedulianlah yang muncul. Rasa peduli itu kemudian merambah pada kemampuan seseorang menciptakan hasta karya, sebagai salah satu ungkapan ekspresi dari seseorang. Tidak mungkin dalam menciptakan sebuah karya itu tidak memikirkan proses dan hal teknis sebagai bentuk. Di sanalah, akibat kemapanan si penyair yang tak hanya mapan dalam linguis tetapi lebih penting pada proses pemaknaan aktualisasi kehidupan, akhirnya karya sastra pun diciptakan.   Tiap karya sastra yang lahir, ketika karya tersebut memiliki keunggulan kualitas estetik dan memiliki potensi sebagai sumber inspirasi yang mencerahkan pembacanya, sangat penting untun diapresiasi oleh masyarakat. Menurut Hasanuddin W.S. dkk., apresiasi sastra adalah kemampuan unt...

Sahabat, Karib, Teman (Politik?)

Pikiran Rakyat, 6 November 2016 Awal bulan lalu, saya bersama seorang sahabat mengunjungi studio televisi swasta di Jakarta. Kami ke sana untuk menyaksikan secara langsung tayangan temu wicara (talkshow) politik bertajuk #MerayuJakarta. Tajuk berseri yang menyajikan adu pendapat dari para wakil relawan pemenangan tiga calon gubernur DKI Jakarta. Awalnya tidak ada yang aneh pada malam itu. Namun, semakin acara beranjak riuh oleh hadirin dan temu wicara semakin panas, saya berpikir tentang sesuatu yang menurut saya menarik untuk dibawa ke permukaan. Pada mulanya, saya meraba-raba rasa dan makna tiga kata kunci yang muncul pada forum itu. Kata kunci yang menjelma idiom baru tersebut disematkan oleh masing-masing relawan tim sukses;  Sahabat Anies, Teman Ahok, dan Karib Agus.  Perbedaan yang samar-samar itulah, yang membuat pemilihan kepala daerah khusus ibukota menjadi semakin menarik dan seksi. Dalam hiruk-pikuk perkembangan bahasa persatuan, Bahasa Indonesia, kit...