oleh
Dr. Susi Fitri, M.Si.,kons.
Membaca, sekali lagi membaca bukan merayakan,
membaca surat-surat Kartini bagi saya adalah usaha merawat sebuah pemikiran. Itu pekerjaan sulit di negara ini, karena berpikir tidak dianggap bekerja.
Bekerja bagi kita adalah sejauh membutuhkan
tenaga kasar, lebih bagus lagi kalau berbau-bau militer. itu bisa kita lihat
dari berbagai gugatan di FB, di twitter bahkan di blog. Seorang pahlawan
bagi kita adalah orang yang membawa senjata,betapa pun itu artinya membunuh
sebuah nyawa yang tidak pernah kita ciptakansendiri. Makanya, cobalah
sekali-kali kita hitung berapa jumlah orang militer di taman makam pahlawan dan
berapa jumlah orang sipil di sana. Apatah lagi jumlah pemikir dalam taman makam
pahlawan yang rindang anggun itu. Bagi kita,membunuh adalah satu cara sah untuk
menjadi pahlawan, dan berpikir, hanya membuang-buang waktu menjadi nyinyir.
Betapa mengerikannya.
Bahwa
seseorang yang menulis,seringkali ditulis “HANYA” menulis, tak layak menjadi
seorang pahlawan, sehingga karenanya layak diejek. Mungkin karena bagi kita
menulis sekarang ini hanya berarti menulis sepotong postingan di FB,sepotong
twit dan beberapa paragrap blog atawa note semacam ini. bahkan, hanya dengan
mengumpulkan twit-twit atau post-post yang kamu lakukan tiap hari,kemudian
dibuat buku, telah membuatmu sah menjadi seorang penulis yang terkenal, selama
buku kumpulan twitmu itu laku keras (yang itu tentu saja olehsebab iklan, bukan
oleh sebab mutu). Jadi, apa pentingnya menjadi penulisbukan?
Yang
sering kita lupa adalah, bahwa hanya mereka yang menulis yang tetap “hidup”.
Yang menulis sesuatu yang menggedor jaman.Yang kemudian pemikirannya itu layak
dirawat oleh orang-orang sesudahnya. Pikiran yang liat kenyal bernas, akan
“abadi” dan usaha merawat pemikiran adalah perjalanan yang sangat menarik.
irsyad pernah berkata pada saya, “apa artinya usia, bila kita membawa pemikiran
ribuan tahun?” saya pikir, saat itulah saya jatuh cinta padanya.
Merawat
sebuah pemikiran adalah penting bagi sebuah bangsa, agar kita tidak terinjak
pada kesalahan yang sama. Dan bangsa ini berkali-kali jatuh pada
kejahatan yang sama hanya karena tidak membaca sejarah,karena pembodohan
sejarah. merawat pemikiran adalah hal yang penting, agar orang tidak mudah
mengejek sebelum mengecek dan mempermalukan dirinya sendiri di hadapan
umum.
Dalam sejarah kita berbagai pemikiran dibunuh, berbagai silang pendapat
diperkosa dan berbagai ide dicuri kemudian diganti chasing. Sejarah
kita adalah sejarah rekondisi, kalo kata pedagang HP. Bukan sejarah yang ori.
Dengan begitu kita menjadi generasi yang tahu kita ditipu tanpa tau mana yang
sebenarnya terjadi. kita generasi yang memiliki halusinasi mengenai identitas
kita. Kita tidak bisa berpikir konteks dan boro-boro melampaui waktu kita
sendiri.Kita tidak bisa berpikir ke belakang, tertatih-tatih memahami jaman
sendiri danmustahil melihat ke depan.
Maka,
ketika orang sudah membuat listrik dari hamapadi, kita masih sering gagal
menanam padi. Ketika orang telah siap menggunakanenergi alternatif, kita masih
sibuk berdebat kenaikan BBM, ketika orang mulaimengalami Tuhan yang Maha, kita
masih sibuk dengan Tuhan dalam bentuk Nama.
Sebuah
kegagalan merawat pemikiran, akan berharga mahal. Bukan hanya soal kita
ketinggalan dari negara lain, tapi juga soal kitasaling membunuh antarkita
sendiri dengan nyaman. Dengan pembenaran yang begitu tanpa perasaan. Betapa
mudah kita menghina keyakinan orang lain, dan betapamudah kita melihat
kesesatan pada orang lain namun tidak pada diri sendiri.Akibatnya betapa mudah
kita diperalat oleh maksud-maksud politis kepentingan belaka.
Apakah
semua ini baru? Sama sekali tidak. Semua yang kita alami sekarang telah dialami
oleh orang-orang yang hidup jauh dari jaman kita. kartini menceritakannya
ditulisan-tulisannya. apakah dia berbuat? ya dia telah menceritakan apa yang
telah diperbuatnya. apakah anda tahu bahwa dia adalah penulis standar membatik
bagi para pengrajin batik agar kerja mereka bisa dijual dengan harga yang mahal
di luar negeri? apakah anda tahu dia adalah negosiator bagi pengrajin ukiran
jepara? apakah anda tahu dia membuka dan mengajar sekolah kartini, dan pembuat
konsep sekolah vokasi bagi anak laki-laki bersama suaminya? apakah anda tahu
dia yang melakukan turun lapangan melihat kondisi rakyat bersama ayahnya agar
bisa memberikan masukan-masukan pada pemerintah belanda? banyak yang telah
dilakukan, yang kemudian dia ceritakan dalam tulisannya. namun, ah dia kan CUMA
seorang remaja galau yang email-emailan dengan sahabat penanya di belanda sana.
bukan?
Mereka yang membaca sejarah akan mengetahui bahwa perjuangan adalah sebuah
ironi. terutama sejarah kita. mereka yang berjuang, akan dielu-elukan
mati-matian tanpa disebarkan pemikirannya. dan mereka yang kalah akan diejek
sedemikian rupa, betapa pun besar jasanya. mereka yangmembaca sejarah
akan sering menangis. Mereka yang merawat pemikiran akan masygul.*
Komentar
Posting Komentar