oleh Dr. Susi Fitri, M.Si.,kons. Membaca, sekali lagi membaca bukan merayakan, membaca surat-surat Kartini bagi saya adalah usaha merawat sebuah pemikiran. Itu pekerjaan sulit di negara ini, karena berpikir tidak dianggap bekerja. Bekerja bagi kita adalah sejauh membutuhkan tenaga kasar, lebih bagus lagi kalau berbau-bau militer. itu bisa kita lihat dari berbagai gugatan di FB, di twitter bahkan di blog. Seorang pahlawan bagi kita adalah orang yang membawa senjata,betapa pun itu artinya membunuh sebuah nyawa yang tidak pernah kita ciptakansendiri. Makanya, cobalah sekali-kali kita hitung berapa jumlah orang militer di taman makam pahlawan dan berapa jumlah orang sipil di sana. Apatah lagi jumlah pemikir dalam taman makam pahlawan yang rindang anggun itu. Bagi kita,membunuh adalah satu cara sah untuk menjadi pahlawan, dan berpikir, hanya membuang-buang waktu menjadi nyinyir. Betapa mengerikannya. Bahwa seseorang yang menulis,seringkali ditulis “...